Dunia yang Menangis
Kalangan Sendiri

Dunia yang Menangis

Theresia Karo Karo Official Writer
      6271
Show English Version
Ratapan 3:24
Tuhan adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu98[/kitab]; [kitab]lukas10[/kitab]; [kitab]yosua7-8[/kitab]

Seorang ibu diberi tahu bahwa putranya tewas dalam kecelakaan kerja. Seketika itu juga, hidup ibu tersebut dipenuhi deraian air mata. Di keluarga lain, serangan jantung mendadak telah merenggut nyawa seorang suami, meninggalkan istrinya menghadapi hidup seorang diri. Begitu banyak air mata yang tercurah! Kita hidup dalam dunia yang menangis.

Kitab Ratapan ditulis oleh Yeremia, yang dikenal sebagai nabi peratap. Penduduk Yehuda telah dijadikan tawanan ([kitab]ratap1:3[/kitab]); Yerusalem tinggal reruntuhan ([kitab]ratap2:8-9[/kitab]); orang-orang dalam keadaan berkekurangan ([kitab]ratap2:11-12[/kitab]); penderitaan mereka sangat hebat melampaui batas ([kitab]ratap2:20[/kitab]); Nabi Yeremia terus-menerus meratap ([kitab]ratap3:48-49[/kitab]).

Namun demikian, Yeremia masih yakin akan anugerah, belas kasihan, dan kesetiaan Allah. Dari lubuk hatinya yang terdalam, jiwanya berkata, "Tuhan adalah bagianku, ... oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya" ([kitab]ratap3:24[/kitab]).

Betapa luar biasa ratapan yang menyayat hati itu! Dari sini suatu kenyataan bahwa tangisan dan ratapan tidak selalu mencerminkan iman yang lemah atau kurangnya kepercayaan kepada Allah.

Sebagian dari kita mungkin berpikir bahwa sebagai umat Kristiani, kita harus selalu merasakan sukacita, bahkan saat hatinya hancur. Atau paling tidak, berusaha tampak bersukacita. Namun, pengalaman Yeremia membuktikan bahwa itu tidak benar. Air mata adalah bagian alami dari kehidupan kristiani. Akan tetapi, syukur kepada Allah karena pada suatu hari kelak Juruselamat kita yang penuh berkat akan datang dalam kemuliaan untuk menghapus segala air mata ([kitab]wahyu21:4[/kitab]).

Tanpa air mata, tak akan ada pelangi dalam jiwa kita.

Ikuti Kami